MENYAPIH DENGAN CINTA?
Banyak beredar istilah di kalangan buibu tentang ini. Menyapih dengan cinta, atau bahasa Inggris gaulnya, Weaning with Love (WWL).
Semua akan balik lagi ke ibu dan anaknya ya. Sekali lagi, SEMUA PROSES INI BALIK KE IBU DAN ANAKNYA. Tapi di sini, aku mau cerita proses aku menyapih yang ternyata harus dengan tega. Iya, bukan menyapih dengan cinta, tapi menyapih dengan tega.
IT IS NOT A SHORT PROCESS
Seperti yang ada di semua parenting guide book, kita kudu mulai apapun dengan sounding. Sounding piye? Ya ngobrol aja sama anak kita, kasih tau kalau dia akan sebentar lagi masuk ke masa untuk disapih. Kenalkan apa itu disapih, kenapa dia harus disapih dan kapan kira-kira dia akan disapih.
Kapan aku mulai sounding ke Bintang soal disapih ini? Kurang lebih sejak 3-4 bulan sebelum dia genap berusia 2 tahun. Mulai ada obrolan sambil nenen nih, kalau dia udah mulai gede. Bentar lagi 2 tahun nih, udah waktunya kita berhenti nenen ya. Gitu aja terus.
Reaksinya Bintang gimana?
1. Geleng-geleng menolak dengan mentah
2. Nangis mewek
3. Ditinggal pergi
Hahahaha. Iya emang itu reaksi dia setiap kali sounding soal dia akan disapih. Tiap anak bisa beda sih reaksinya, tapi entah ini akunya yang lebay atau gimana, I feel like makin deket ke masa menyapih tuh Bintang nenennya lebih gila lagi hahaha. Lebih lama, lebih intens dan lebih bikin emaknya mewek kalau inget mau disapih.
But, sounding must go on!
REDUCE THE NUMBER
Langkah selanjutnya adalah ngurangin frekuensi nenen. Ini kapan dilakukan? Bintang mulai dikurangi frekuensi nenennya sebulan sebelum umur 2 tahun. Kalau sebelumnya Bintang nenen bisa kapan aja, sekarang dikurangin. Awalnya aku nguranginnya sesuka hati aja tanpa jadwal. Jadi kadang kunenenin, kadang nggak. Maksud hati pengen ngurangin, jadinya ternyata bikin Bintang bingung, kalap dan lebih cranky dari sebelumnya. So I would not recommend this without a schedule.
Jadi akhirnya, for a goodbye method, seminggu sebelum ulang tahun kedua ini Bintang kukasih full nenen semau dia. Sounding tetep jalan. Tapi intensitas nggak lagi kukurangi, tapi kubuat lebih meaningful.
Nenen sambil saling bertatapan, sambil peluk lama, sambil cium-ciumin tangannya dan tentu saja, sambil bilang, "adik, minggu depan kita mulai sapih beneran ya"
He cried. Cried a lot during this process. Tapi masih bisa dihandle karena basically he can still have his nenen time without interruption.
Nah baru pas di hari dia ulang tahun kedua, the real struggle is started. Seharian udah langsung full no nenen. Cuma pas menjelang tidur, dia boleh nenen untuk pengantar tidur. Aku lakuin ini selama kurang lebih seminggu. Nenen hanya untuk mengantar tidur malam. Selebihnya udah NO.
How is it going?
KREEEEEEZIIIIII hahaha
Lebih banyak tangisan tercipta. Tapi alhamdulillah momennya menyapih ini pas kami lagi mudik, jadi sangat-sangat terbantu sama banyak orang yang ada buat mengalihkan masa menyusui jadi masa mainan, jalan-jalan dan ngobrol sama keluarga besar yang jarang dia temui. Alhamdulillah!
Dan drama no nenen siang pun terlewati!
HARUS TEGA, DAN KONSISTEN
Once we feel like this is it. Ini saatnya buat menyapih, maka ya kitanya harus TEGA dan KONSISTEN! Jangan setengah-setengah.
Setelah seminggu nenen cuma malem aja, tibalah kami untuk pulang ke rumah lepas mudik. Sempet degdegan nih nanti di jalan gimana kalau minta nenen. Udah siapin susu UHT buat di jalan, dan kebetulan suami mutusin buat jalan malam (bawa mobil sendiri). Ternyata justru lebih mudah, karena di perjalanan Bintang lebih banyak bobo dan liat jalanan, TANPA keinget nenen malam.
Lanjutlah kami di rumah. Mungkin karena masih capek perjalanan panjang lewat darat Surabaya - Depok, hari kedua dan ketiga FULL menyapih pun terlewati dengan mudah. Malemnya tanpa minta nenen, Bintang bisa bobo sendiri (lebih tepatnya ketiduran kali ya, kayaknya emang karena kecapekan hahaha). Hari keempat sempet ada drama, karena dia mulai inget rutinitasnya yang ilang satu dua hari ini. Nangis, iya. Mewek banget. Kalau liat mukanya tuh rasanya ikut nangis deh. Langsung aku berusaha menguatkan diri sendiri dulu dan ngelakuin ini:
1. Peluk Bintang
2. Bisikin kalau dia nggak lagi boleh nenen karena udah gede
3. Let him know kalau bunda tetep sayang banget walaupun kita udah nggak nenen lagi
ALIHKAN PERHATIANNYA
Let get this straight. Bukan ngebohongin anak ya, cuma kalau aku, aku alihkan kegiatan sebelum tidurnya biar lebih mudah merem tanpa nenen lagi kemarin. Yang pertama, pastinya main. Biar aja dia main sampe pegel, teriak lompat sana sini sama si kakak, bahkan sampai malam. Kudu sabar banget sih memang hahaha. Tapi once dia capek, he will easily go to sleep without any help. Kadang, cuma mau dipeluk (yes, setelah lepas nenen tuh Bintang kalau mau bobo mintanya peluk aja, awww, mamak makin mellow kadang-kadang ---> TAPI KUDU SETRONG ya, jangan goyah hahaha).
Yang kedua sih ajak baca buku. Ini lebih sering juga terjadi ((((terjadi)))) pasca menyapih ini. Tapi seringnya habis baca buku, Bintang masih seger. Trus mainan lagi sampe pegel hahaha. Ya ladenin aja akhirnya. Karena memang dia butuh pengalihan itu.
Trusss, usahain banget makan malemnya full. Karena hakikatnya perut kenyang bikin kita gampang bobo kan, moms? Hehehe, nah ini aku terapin juga ke Bintang, yang kebetulan, setelah disapih tuh alhamdulillah nafsu makannya makin meningkat (this is a plus from weaning too!). That's it. Balik lagi memang ujung-ujungnya. Harus tega dan konsisten dari kitanya. Nggak boleh skip, nggak boleh melemah lalu pudar niatnya, atau cheating. Or won't make it works. At all.
Karena as we all know, menyapih itu kan berarti memutus satu-satunya kenyamanan hakiki yang bayi kita tahu dari dia jebret dilahirin kan. So yes, it won't be easy, for them and for us. Berat pasti lihat tatapannya yang memelas, matanya yang mancarin segitu banyak kesedihan, kehilangan dan belum lagi kalau nangisnya bikin pilu banget. Trust me, our baby will never be ready. Intinya kalau aku, ya disiap-siapin. Termasuk diri kita sendiri. Once we say, okay, let's do this. Lets start the weaning process, so never step backwards. Maju terus, coba terus. Jangan plin plan dan galau, karena ini mempersulit proses "perpisahan" anak kita sama kenyamanan nenennya tadi. Kita juga nggak suka digantungin atau dikasih harapan palsu kan ya, moms hahaha. So, do not give them any of it.
Iya, harus tega. Saat memang sudah waktunya untuk menyapih, dan kita siap menyapih.
Jadi ya gitu. Alhamdulillah proses menyapih Bintang sudah terlewati. Menyapih dengan tega, karena memang sudah waktunya. Nggak pake cinta? Ya cinta lah, nggak usah diminta itu mah. Cinta pasti bakal terus mengalir buat anak, kapanpun juga.
Selamat memulai menyapih dan berjuang dengan rasa tega ya, moms! You got this. Semangat!
Sebenernya apa sih menyapih dengan cinta atau weaning with love ini? Menurut beberapa artikel yang aku baca, weaning with love atau menyapih dengan cinta ini satu metode proses penghentian kegiatan menyusui (dari ASI) tanpa paksaan, tanpa proses yang menyakitkan anak dan ibu. Intinya begitu. Tapi benarkah semua ini bisa terjadi, ferguso?
Semua akan balik lagi ke ibu dan anaknya ya. Sekali lagi, SEMUA PROSES INI BALIK KE IBU DAN ANAKNYA. Tapi di sini, aku mau cerita proses aku menyapih yang ternyata harus dengan tega. Iya, bukan menyapih dengan cinta, tapi menyapih dengan tega.
IT IS NOT A SHORT PROCESS
Seperti yang ada di semua parenting guide book, kita kudu mulai apapun dengan sounding. Sounding piye? Ya ngobrol aja sama anak kita, kasih tau kalau dia akan sebentar lagi masuk ke masa untuk disapih. Kenalkan apa itu disapih, kenapa dia harus disapih dan kapan kira-kira dia akan disapih.
Kapan aku mulai sounding ke Bintang soal disapih ini? Kurang lebih sejak 3-4 bulan sebelum dia genap berusia 2 tahun. Mulai ada obrolan sambil nenen nih, kalau dia udah mulai gede. Bentar lagi 2 tahun nih, udah waktunya kita berhenti nenen ya. Gitu aja terus.
Reaksinya Bintang gimana?
1. Geleng-geleng menolak dengan mentah
2. Nangis mewek
3. Ditinggal pergi
Hahahaha. Iya emang itu reaksi dia setiap kali sounding soal dia akan disapih. Tiap anak bisa beda sih reaksinya, tapi entah ini akunya yang lebay atau gimana, I feel like makin deket ke masa menyapih tuh Bintang nenennya lebih gila lagi hahaha. Lebih lama, lebih intens dan lebih bikin emaknya mewek kalau inget mau disapih.
But, sounding must go on!
REDUCE THE NUMBER
Langkah selanjutnya adalah ngurangin frekuensi nenen. Ini kapan dilakukan? Bintang mulai dikurangi frekuensi nenennya sebulan sebelum umur 2 tahun. Kalau sebelumnya Bintang nenen bisa kapan aja, sekarang dikurangin. Awalnya aku nguranginnya sesuka hati aja tanpa jadwal. Jadi kadang kunenenin, kadang nggak. Maksud hati pengen ngurangin, jadinya ternyata bikin Bintang bingung, kalap dan lebih cranky dari sebelumnya. So I would not recommend this without a schedule.
Jadi akhirnya, for a goodbye method, seminggu sebelum ulang tahun kedua ini Bintang kukasih full nenen semau dia. Sounding tetep jalan. Tapi intensitas nggak lagi kukurangi, tapi kubuat lebih meaningful.
Nenen sambil saling bertatapan, sambil peluk lama, sambil cium-ciumin tangannya dan tentu saja, sambil bilang, "adik, minggu depan kita mulai sapih beneran ya"
He cried. Cried a lot during this process. Tapi masih bisa dihandle karena basically he can still have his nenen time without interruption.
Nah baru pas di hari dia ulang tahun kedua, the real struggle is started. Seharian udah langsung full no nenen. Cuma pas menjelang tidur, dia boleh nenen untuk pengantar tidur. Aku lakuin ini selama kurang lebih seminggu. Nenen hanya untuk mengantar tidur malam. Selebihnya udah NO.
How is it going?
KREEEEEEZIIIIII hahaha
Lebih banyak tangisan tercipta. Tapi alhamdulillah momennya menyapih ini pas kami lagi mudik, jadi sangat-sangat terbantu sama banyak orang yang ada buat mengalihkan masa menyusui jadi masa mainan, jalan-jalan dan ngobrol sama keluarga besar yang jarang dia temui. Alhamdulillah!
Dan drama no nenen siang pun terlewati!
HARUS TEGA, DAN KONSISTEN
Once we feel like this is it. Ini saatnya buat menyapih, maka ya kitanya harus TEGA dan KONSISTEN! Jangan setengah-setengah.
Setelah seminggu nenen cuma malem aja, tibalah kami untuk pulang ke rumah lepas mudik. Sempet degdegan nih nanti di jalan gimana kalau minta nenen. Udah siapin susu UHT buat di jalan, dan kebetulan suami mutusin buat jalan malam (bawa mobil sendiri). Ternyata justru lebih mudah, karena di perjalanan Bintang lebih banyak bobo dan liat jalanan, TANPA keinget nenen malam.
Lanjutlah kami di rumah. Mungkin karena masih capek perjalanan panjang lewat darat Surabaya - Depok, hari kedua dan ketiga FULL menyapih pun terlewati dengan mudah. Malemnya tanpa minta nenen, Bintang bisa bobo sendiri (lebih tepatnya ketiduran kali ya, kayaknya emang karena kecapekan hahaha). Hari keempat sempet ada drama, karena dia mulai inget rutinitasnya yang ilang satu dua hari ini. Nangis, iya. Mewek banget. Kalau liat mukanya tuh rasanya ikut nangis deh. Langsung aku berusaha menguatkan diri sendiri dulu dan ngelakuin ini:
1. Peluk Bintang
2. Bisikin kalau dia nggak lagi boleh nenen karena udah gede
3. Let him know kalau bunda tetep sayang banget walaupun kita udah nggak nenen lagi
ALIHKAN PERHATIANNYA
Let get this straight. Bukan ngebohongin anak ya, cuma kalau aku, aku alihkan kegiatan sebelum tidurnya biar lebih mudah merem tanpa nenen lagi kemarin. Yang pertama, pastinya main. Biar aja dia main sampe pegel, teriak lompat sana sini sama si kakak, bahkan sampai malam. Kudu sabar banget sih memang hahaha. Tapi once dia capek, he will easily go to sleep without any help. Kadang, cuma mau dipeluk (yes, setelah lepas nenen tuh Bintang kalau mau bobo mintanya peluk aja, awww, mamak makin mellow kadang-kadang ---> TAPI KUDU SETRONG ya, jangan goyah hahaha).
Yang kedua sih ajak baca buku. Ini lebih sering juga terjadi ((((terjadi)))) pasca menyapih ini. Tapi seringnya habis baca buku, Bintang masih seger. Trus mainan lagi sampe pegel hahaha. Ya ladenin aja akhirnya. Karena memang dia butuh pengalihan itu.
Trusss, usahain banget makan malemnya full. Karena hakikatnya perut kenyang bikin kita gampang bobo kan, moms? Hehehe, nah ini aku terapin juga ke Bintang, yang kebetulan, setelah disapih tuh alhamdulillah nafsu makannya makin meningkat (this is a plus from weaning too!). That's it. Balik lagi memang ujung-ujungnya. Harus tega dan konsisten dari kitanya. Nggak boleh skip, nggak boleh melemah lalu pudar niatnya, atau cheating. Or won't make it works. At all.
Karena as we all know, menyapih itu kan berarti memutus satu-satunya kenyamanan hakiki yang bayi kita tahu dari dia jebret dilahirin kan. So yes, it won't be easy, for them and for us. Berat pasti lihat tatapannya yang memelas, matanya yang mancarin segitu banyak kesedihan, kehilangan dan belum lagi kalau nangisnya bikin pilu banget. Trust me, our baby will never be ready. Intinya kalau aku, ya disiap-siapin. Termasuk diri kita sendiri. Once we say, okay, let's do this. Lets start the weaning process, so never step backwards. Maju terus, coba terus. Jangan plin plan dan galau, karena ini mempersulit proses "perpisahan" anak kita sama kenyamanan nenennya tadi. Kita juga nggak suka digantungin atau dikasih harapan palsu kan ya, moms hahaha. So, do not give them any of it.
Iya, harus tega. Saat memang sudah waktunya untuk menyapih, dan kita siap menyapih.
Jadi ya gitu. Alhamdulillah proses menyapih Bintang sudah terlewati. Menyapih dengan tega, karena memang sudah waktunya. Nggak pake cinta? Ya cinta lah, nggak usah diminta itu mah. Cinta pasti bakal terus mengalir buat anak, kapanpun juga.
Selamat memulai menyapih dan berjuang dengan rasa tega ya, moms! You got this. Semangat!
Posting Komentar untuk "MENYAPIH DENGAN CINTA?"