Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 OBROLAN INI PENTING DIBICARAKAN SEBELUM MENIKAH

photo credit: Nathan Walker via stocksnap.io

Beberapa teman dekat atau sepupu yang hendak menikah seringkali bertanya pada saya, apa sih yang perlu dibicarakan ketika kita sudah memutuskan untuk menikah dengan seseorang? Well, I know I am not a marriage expert or counselor, but I did this talk before the wedding, 6 years ago. And yes, it help me and hubby a lot through our first two years of marriage. Jadi, boleh ya saya share sedikit.

1. Suami adalah Kepala Keluarga

I am a moslem, dan kebetulan secara umum pun udah ada sebuah konsep bahwa suami adalah kepala keluarga. Tapi dari awal musti dipertegas nih, kepala keluarga yang seperti apa yang cocok diterapkan buat keluarga kita. Should he makes all the decision about the house and the family? Should we discuss it first? Apa yang kita dan calon suami inginkan dalam pernikahan nanti udah harus diobrolin di awal seperti ini. Jadi masing-masing tahu, apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi satu sama lain. Dan dengan adanya title Kepala Keluarga ini, calon suami kita udah tahu kah semua tanggung jawab dan konsekuensinya? Make sure you and your future hubby on the same page about this ya.


2. "Our" Financial Model

    Nah ini keliatan sangat-sangat-sangat sepele buat dibicarakan sebelum kita benar-benar menikah, but it can be a huge problem in the future kalau nggak ada kesepakatan diantara kedua belah pihak. Mulai dari soal siapakah pencari nafkah, sistem finansial rumah seperti apakah suami menanggung semua kebutuhan rumah dan istri nantinya, atau pembayaran kebutuhan itu dibagi dengan istri, sampai ke perlukah suami menyerahkan semua uang kebutuhan ke istri atau gimana. Perjanjian ini bisa berubah sih seiring pernikahan kita nantinya, tapi at least, awalnya kita dan calon suami tahu, apa yang harus dilakukan pada saat kita dan suami memulai rumah tangga sejak hari pertama.


3. When We Get Mad 

Semua bisa jadi terlihat sangat indah pas pacaran, but lotta things happen saat kita sudah menikah, berkumpul 24 jam sehari, 7 hari seminggu dengan suami. Melihat langsung the real him dan dia juga menyadari the real us seperti apa. Kadang lelah seharian (dan nggak ada istilah break seperti pacaran yang pulang ke rumah masing-masing) lalu bertemu pasangan yang mungkin kurang peka atau sama lelahnya, bisa berakhir pada pertengkaran. Any small things can be the trigger. Nah kalau udah berantem gini, kadang kita suka lupa dan keluar kata-kata yang "nggak layak" diucapkan oleh seseorang ke pasangannya. How to prevent this happen? In my case, saya dan suami pernah berjanji sebelum menikah dulu, untuk saling menahan diri saat salah satu diantara kami marah. Misal nih, suami lagi marah banget. Meski saya ingin sekali protes, membela diri lah atau memberi alasan kenapa, saya nahan dulu nih. Sebel pasti, kadang pengen nangis juga. But let him finish from being mad first. Saat marahnya udah reda nih, we sit and talk about it. Karena emosinya udah lewat, kamipun lebih bisa ngeluarin semua uneg-uneg dengan lebih manusiawi. Then, we can solve it without those harsh words war. Sekali lagi yaaa, this is me, sharing my own experience. Not trying to be an expert.


4. Tinggal di Mana?

Mau sama mertua atau orang tua dulu nih, asal kedua belah pihak nyaman sama keputusan ini mah ayo aja. But if we feel we might be uncomfortable in the future, speak now or forever silence sih haha. So let's figure it out before we say I do. Kalau memang ingin benar-benar tinggal mandiri, namun belum dalam kapasitas bisa membeli rumah saat ini juga, ngontrak bisa jadi jalan keluar lho. No need to be ashamed. Yang penting keputusan ini bisa bikin kita sama suami nyaman nantinya.


5. At Home Roles

Urusan rumah tangga itu nggak ada habisnya. Mau seperti apa nanti, yuk dibicarakan mulai sekarang. Sesederhana istri masih bisa kerja atau nggak, kita cuci baju sendiri atau laundry aja, keuangan siapa yang pegang, bersih-bersih rumah tanggung jawab bersama atau gimana, sampe suami atau kita nyamannya diurusin keperluannya or we can handle it ourselves. Calon suami ekspektasinya gimana setelah menikah? Apakah minta kita urusin A-Z nya mulai dari makan sampe printilan? Kita ekspektasinya gimana nantinya? Butuh suami seperti apa perannya biar kita nyaman? Dengan membicarakan hal seperti ini, kita bisa mencegah pertengkaran sepele di masa depan.


Trus kalau udah ngomongin gini, berarti udah nggak pernah berantem? Saya? Nggak juga sih. Pasti pernah dong, namanya juga dua orang yang dibesarkan secara berbeda lalu tinggal bersama. Tapi at least perbedaan besarnya sudah diminimalisir di awal. Kalau saya dan suami, we make our own rules, we create our own home tradition and pattern. Dan rules serta pattern itu terbentuk ya dari pembicaraan awal ini. Karena pernikahan itu nggak cuma butuh cinta, tapi juga pengertian dan kompromi dari kedua belah pihak. Nggak bisa dong kita expect suami ngalah terus dan nurutin semua mau kita, atau suami maunya kita iya aja sama semua yang dia mau. I don't think that's a marriage. We need to be happy in a marriage, jangan nantinya cuma ya udahlah daripada ribut, kasihan anak. Let's prevent ourselves from this kinda marriage. Yuk ditata bareng berdua sama calon suami biar nanti terasa lebih indah dan menyenangkan!

Jadi, siapkah kamu membuka pembicaraan ini dengan calon suami?

Posting Komentar untuk "5 OBROLAN INI PENTING DIBICARAKAN SEBELUM MENIKAH"